Rupat Bengkalis, Pindomerdeka. Online
Pemerintah Pusat dan Daerah telah menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk masyarakat Kurang Mampu, dan semua Regulasi tentang BPNT telah di atur oleh pemerintah Pusat supaya tercapai maksud dan tujuan yang diharapkan.
Namun ada oknum Pelaku Usaha Penyaluran Sembako BPNT Otonom diduga mencari keuntungan, sebab terlalu tinggi nilai Harga jual dari program tersebut melebihi harga pasaran yang ada dikedai-kedai sekitarnya, hal seperti itu perlu ditanggapi serius bahkan di beberapa daerah seperti , Sulsel, kota Kediri Jawa timur dan banyak tempat lain yang sudah diringkus oleh aparat penegak Hukum.
Kini di Rupat dan di kabupaten Bengkalis Riau, terjadi juga dugaan harga sembako BPNT Otonom di- MarUp / di korupsi dengan modus yang hampir sama yaitu dengan MarUp harga yang di berikan kepada penerima manfaat BPNT Otonom, para oknum tersebut seakan mengatur harga jenis barang yang akan di berikan dan di haruskan dana BPNT Otonom harus habis di belanjakan dengan barang telah ditentukan pihak Penyalur seperti Sayur-mayur, minyak Goreng, Ikan Teri, dan lainnya , juga bagi penerima manfaat yang tidak mengikuti aturan oknum demikian seakan jadi permasalahan oleh Warung Pengadaan BPNT Otonom Dinas Sosial tersebut, bahkan ada juga terjadi adu argumen antara Penerima Manfaat karena Penerima minta 2 papan telur, tapi tidak dibenarkan dari pihak penyalur selain 1 papan dan ambil bahan lainnya saja, Cekcok Penerima manfaat dengan Penyalur otomatis BPNT Otonom yang akan datang nama mereka seakan-akan terancam dicoret, beginilah ungkapan salah satu penerima di Rupat.
Seperti salah satunya terjadi pencoretan nama penerima BPNT Otonom “” Ibu Syafarida” yang hanya pernah menerima 2 kali saja, beberapa tahun silam, selama bertahun sudah lamanya, namun tidak lagi mendapat bantuan itu apa lagi PKH lainnya,” sebut Syafarida.
Sedangkan kawan-kawan yang lain terus menerima bantuan BPNT Otonom itu. Syafarida menyebutkan,” mungkin gegara saya minta tukar beras Bulog dengan Premium tapi terjadi agak menegang baru lah dapat ditukar sebab beras yang diperbantukan BPNT Otonom itu bulog nasinya agak keras dan rasa usang bagi kebiasaan meggunakan beras Premium, mungkin sebaiknya awak ikut ajalah seperti kawan-kawan yang lain,” ungkapnya, Sabtu(15/4-23).
Dimana Warung penyalur didaerah pelayanan Sembako BPNT Otonom Bengkalis Bermasa Pantauan media di Rupat cara dan barang belanja disediakan bervariasi.
Harga beras BPNT Otonom akhir-akhir ini sebagaimana hasil konfirmasi Media ini Rata-rata Rp 13.800 per kg, sedangkan masyarakat pembeli diluar BPNT Otonom Bengkalis Bermasa Rupat sekitar tidak setinggi itu harga paling-antara Rp 13.000 bahan pokok (Beras)
Padahal intruksi Bapak Presiden RI dan permensos sangat jelas tentang regulasi BPNT sebagai tabungan masyarakat untuk pembelian bahan pokok.
Dari pantauan media ini dan hasil konfirmasi ke-penerima manfaat dan agen penyalur serta pedamping Desa sungguh sangat mengejutkan, semua nya mengatakan bahwa tentang harga dan jenis barang pengambilan di atur oleh orang Dinas sosial katanya, untuk sembako beras dan telor itu barangnya dari bulog,” terang mereka
Informasi dari bon belanja yang kita dapati dari penerima manfaat ditulis harga telor 1 papan ada yang Rp 55.000, dan ada yang Rp 58.000 rupiah, 2 ikat sayur bayam Rp 1000, beras 7 sak (beras bulog) @ 5kg/sak jumlah total (35 kg) Rp 4.83.000, Kacang tanah 4 ons Rp 12.000, Kacang Hijau 2 ons Rp 5.000, Ikan Teri 4 ons Rp 32.000, Saldo Awal Rp 600.000 dan Total pengambilan belanja Rp 600.000.
Kalau diperhitungkan harga beras BPNT Otonom Bengkalis Bermasa Premium/bulog mencapai Rp 13.800 per kg untuk Kecamatan Rupat.
Ditempat berbeda atau di warung penyaluran BPNT Otonom tempat lain harga telor 1 papan dijual di sekitar Rp 49.000 sampai 50.000 rupiah saja pada waktu yang bersamaan,” Cetus Warga itu.
Pada warung Penyalur BPNT Otonom Desa lainnya di Rupat ada perbedaan sistem penyerahan BPNT Otonom Bengkalis Bermasa kepada Penerima Manfaat dengan tidak menyerahkan Faktur bon belanja kepada Penerima Manfaat, tetapi harga barang di sebutkan oleh Penerima ke pihak media seperti harga 35 kg beras,Telur 1 papan, Gula pasir 1 kg, Minyak Goreng 2 liter, Cabai 1 ons, bawang merah 0,5 ons, maka jumlah belanja Total Rp 604.000, (enam ratus empat ribu) sehingga si- penerima manfaat menambah uang tambahan harga belanja Rp 4.000 rupiah kepada warung BPNT Otonom, sebab agak berlebih jenis bahan yang kami ambil diungkap dari mereka orang penerima manfaat yang tidak mau namanya disebutkan kepada media ini, Senin 10/4/2023.
Pantauan di Kecamatan Bengkalis dari faktur yang dibunyikan seharga: telor 1 papan Rp 55.000 dan beras Rp 13,800 per kg,ayam 2 kg dengan harga Rp 70.000 rupiah,Sedangkan pemerintah lagi menggalakkan beras midium kualitas premium untuk membantu masyarakat kurang mampu dengan harga tidak sampai 10.000 per kg, yang di suplai oleh BUMN dan Bulog ke setiap pasar , (Indomaret, dan alpamart dan supermarket-red)
Dugaan korupsi dan MarUp dana BPNT Otonom ini diduga kuat dilakukan oleh oknum Penyalur dan bekerja sama dengan agen lainnya.
Media ini sudah beberapa kali mencoba untuk konfirmasi Via WhatsApp ke Pihak Gudang Bulog Dumai tapi tidak tersambung, namun rekan media lainnya telah ke dinas sosial untuk ketemu saudari Eji Marlina yang sekarang menjabat sebagai sekretaris dinas sosial yang sebelumnya menjabat sebagai Kabid pemberdayaan sosial, dan Andri Hamzah , SE Kabid Penanganan Fakir Miskin, namun beliau-beliau ini sangat sulit ditemui untuk konfirmasi begitu juga dengan kepala Bulog atau yang mewakili khususnya di Bengkalis (Red) sangat sulit ditemui, juga Penyempitan jaringan komunikasi telpon WhatsApp selalu terjadi baru baru ini susah terhubung.
Terkait harga Beras, hasil konfirmasi Pada Salah satu pendamping BPNT Otonom pesan WhatsApp mengatakan, maaf pak sebelumnya harga beras itu sudah ditentukan dari Gudang bulognya dengan harga 13.000, menurut saya wajar saja pak, karena sudah ditentukannya seperti itu.
Jadi saya selaku pendamping hanya bisa mengkonfirmasi ke masing-masing kedai bermasa, dan masing-masing kedai juga pastilah tau terkait permasalahan harga beras, di info dari Dinas langsung,,” katanya.
Salah satu Kedai penyalur menyebutkan, untuk pertanyaan yang bapak ajukan, untuk harga bukan agen yang menaikkan tetapi sudah dipatok dari Dinas, dan masalah edaran bagi bagi pendamping tak mengetahui hal itu, sebaik-baiknya hal pasti dan berkelanjutan,” ungkapnya.**(Zaini/tim)