

Rupat Bengkalis Pindomerdeka.online
Aliasi Mahasiswa dan Masyarakat Rupat Aksi Damai, minta Camat Rupat Harus Netral, Stop Intervensi kepada ASN,Honorer, Penggerak PKK dan Masyarakat lainnya menjelang Pemilu 2024, Aksi Damai,
Kita Cintakan orang Rupat ini jadi orang yang tidak Zalim, kita lakukan ini adalah Lillahita’ala untuk warga Rupat seluruhnya,Aksi Dilakukan Depan Pintu Masuk Kantor Camat Rupat Kabupaten Bengkalis Riau, Rabu 20/12/2023,dimulai pkl. 10’wib tanpa alasan seorang Camat jika ditemui saja tidak diizinkan Pihak pengamanan.
Ketua Korlap Aksi, ” Muhammad Fadlan saat pembukaan orasinya, meminta Petugas Satpol PP dan Polisi pagar pintu pagar dibuka, kami tidak anarkis, saya jamin tidak, tolong jumpai kami dengan Camat Rupat walau 30 menit saja, apakah tidak diterima kehadiran Kami saat ini atau nanti kapan? Ada berapa lama saktunya kami bisa diterima, apakah 10 menit apakah harus kami paksa, tapi kami juga punya etika kesopanan, tapi kenapa kami tidak di berikan untuk masuk, kami minta jumpakan saja Camat di luar ini, kami tidak mau didalam, kata ketua Korlap Aksi Damai.
Jangan ajari kami untuk jadi Anarkis, kenapa kedatanhan kami dipagar, kami ingin jumpa bapak Cmat,setidaknya siapa yang bisa terbubung ke Camat agar beliau bisa jumpa di lapangan ini dengan kami, bukan di ruang kantornya, itu yang kami minta agar Camat bisa memberikan jawaban, atau pesan apa, atau menolak kehadiran kami,apakah merasa keberatan
dengan kehadiran kami? Untuk kami ini cukup kasi tahu boleh atau tidak, Ungkap salah satu orator aksi itu.
Penyampaian salah satu Perempuan anggota Aksi sebut saja (Ayu),Kami ingin menyampaikan aspirasi yang sebenarnya sudah lama kami tahan karena setiap hari setiap jam kami mendapat aduan masyarakat Rupat, pertama dari PNS, Honorer, RT/RW kemudian dari Ibu -ibu PKK, Majlis Tak’lim, dan masyarakat biasa, mendapat tekanan Camat Rupat terhormat, ungkapnya.
Hal itu yang diduga ada intervensi atau sebuah tekanan dari Camat Rupat terhormat.
Lanjut, “Ayu”, Bapak Camat terhormat, jangan lagi hanya didalam saja, pak! Bapak pemimpin, yang tegak dibelakang bapak-bapak ini masyarakat pak, tunjukkan wajah bapak itu, bapak berani berbuat-berani bertanggung jawab, kami disini sebagai pribadi sebetulnya tidak ada untung menolong hal ini, kata Ayu.
Kata Ayu, Karena saya orang Swasta, maaf cakapnya kalau tak mengais kaki, saya tidak makan pagi petang, kalau bapak-bapak didepan kami ini ada gaji bulanan kan? Ibu PKK, dan lainnya Tergantung semua pada Pemerintah.
Dari ibu-ibu PKK dan segalanya, kami mendapat laporan kalau bapak Camat dimasa yang dekat pemilu ini jika tidak memilih suatu yang ditetapkannya maka akan dipindahkan dari jabatan yang dimiliki mereka. Bisa saja ditempatkan ke daerah yang parah dari daerah sekarang, bahkan sudah ada terjadi, baik jabatan Kepala menjadi bawahan, bawahan tambah kebawah lagi bahkan ada menjadi non job.
Kami disini, yang honor ini memang betul-betul bertolak dengan keinginan bapak, cuma dia bawahan kita faham aja pak!, tapi dibelakang dia menyumpah ke bapak dari 1 orang, 10-40- sampai beratus orang sumpah itu sikit -demi sikit melekat dengan bapak, jelas Ayu anggota Aksi.
Bapak punya keluarga, belum tahu lagi nasip anak istri maupun keluarga bapak, sebut aksi.
Satu lagi, kalau mau bagi Camat Rupat dan instansi, baik Penjabat(Pj)baru tolong masyarakat kita ini, masyarakat punya hak untuk memilih siapapun hendak dipilihnya, Kemudian Demokrasi daerah kita ada cakap kita tidak boleh ngumpul-ngumpul, sedangkan dirumah saya ada surat dari KPU tanggal sekian-sekian dianggap ada kampanye, Apakah tidak boleh kami ngumpul?
Salah satu Mahasiswa, dalam orasi selalu orator menghimbau agar pada aksi tidak berkata -kata kotor, supaya jalan aksi kita lancar, dan kami juga kepada bapak bapak yang didepan kami (pengamanan) tidak usah bertela-tele lagi dan beri kami atensi menemui Camat, kami membawa orang tua, kasihan mereka kepanasan berdiri lama agar kami dapat menyampaikan aspirasi kami, tolong pak, apa lagi!? Kami sudah capek menunggu.
Tunjukkan pak Camat sebagai pemimpin, kalau juga kami tidak dibolehkan jumpa tapi kasi tau kami apakah Camat Menolak atau tidak, mau berhadapan dengan kami yang akan lebih lagi kami adakan aksi Mahasiswa ke sini,ungkap mereka.
Akhirnya para pengaman dari Satpol PP, Kepolisian Polsek Rupat maupun pejabat pemerintah Kecamatan Rupat lainnya tetap tidak memberikan izin masuk dan tetap berbaris pada pintu pagar, serta tidak memberikan penjelasan apa apa diman Camat, apa alasan sehingga dengan tidak dapat jawaban yang siknifikan maka para aksi mengundurkan diri dengan teratur dan bersemboyankan kata:
Ketua Korlap Seraya mengumumkan, kita telah terzolimi Pemerintah Kecamatan Rupat, kita buat mosi tidak percaya kepada Camat Rupat sambil membentangkan spanduk bertuliskan ; Camat Rupat Harus Netral, Stop Intervensi.
Berakhir dengan Damai tampak rendah hati para aktor, lalu Aliansi Mahasiswa dengan Masyarakat Pulau Rupat melaksanakan aksi yang mana aksi ini bentuk tekanan kepada Camat Rupat, terkait ASN, Para Guru, dan masyarakat mengadu pada kami keluh-kesah pada kami untuk segera ditindak lanjuti. Hari ini kami turun saya sampaikan Camat Rupat tidak ada etikat baik menemui kami dan saya pastikan, kami akan melaksanakan jilid II yang lebih ramai daripada ini, Hidup Masyarakat Rupat ! Tutup Ketua korlap Aksi” Muhammad Fadlan.
Sebelum selesai aksi, pindo merdeka mencoba konfirmasi Kepada Ketua Korlap, Muhammad Fadlan terkait Surat Pemberitahuan ke Polisi untuk aksi sebelumnya apakah ada? Jawabnya Ada pak,di Polres, katanya.
Namun hasil konfirmasi pindo merdeka pada Kapolsek Rupat melalui Kanit Intel Polsek Rupat Bambang terkait STTP para Aksi Damai katanya ada di Kepolisian Polres
Bengkali, bagaimana kebenarannya?
Surat mereka aksi hari ini memang ada di Polres diketahui saat kita hubungi tadi malam, tapi mereka memasukkan surat ke ruang SKCK Polres, namun baru diketahui ketika malam harinya karena sudah ada informasi dari Rupat yang kami dapat dari Panwaslu, Panwas dapat dari Bawaslu, katanya ini kok ada di medsos ajakan untuk aksi begitu maka kami dari Polsek Rupat cari tau ke Polres, sedangkan dari polres tidak tahu hal itu.
Setelah malam barinya tahu kalau pas siang saat Zuhur di ruang SKCK memang ada seorang perempuan yang berurusan SKCK menyebutkan tadi pas waktu Zuhur ada orang meletakkan
amplop kuning padi itu entah darimana katanya ke petugas SKCK, maka terlupakan membukanya karena yang memasukkan surat tidak menemukan petugas, sebut Bambang Kanit Intel Polsek Rupat.
Ketika malam harinya ditemukanlah ada amplop kuning padi tidak ada keterangan di amplop, dibuka ternyata ada isinya Surat Pemberitahuan aksi ke-Camat Rupat. Berhubung surat masuk tanpa koordinasi ke polres maka tidak ada STTP,bisa dianggap Illegal,cuma kami menghargai juga, terang Kanit Intel Bambang diruang kerjanya usai pengamanan Aksi tersebut sekira pkl. 12’00,wib**(Zaini)



