Rantauprapat, Pindo.com
Meski hidup di dalam kemiskinan tidaklah membuat Bu Sumani (63) warga Dusun Tualang Pasar, Desa Sei Tarolat, Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu jauh dari Tuhannya.
Hidup sebagai seorang janda miskin ditinggal mati suaminya di sebuah rumah dengan ukuran 4×6 tanpa dapur, berdindingkan tepas yang sudah pada jebol dan beratapkan daun nipah yang sudah pada bocor. Kondisi lantai rumah berlantaikan semen yang sudah pada hancur dilapisi karpet plastik ,Sumani tetap mengadikan dirinya sebagai guru mengaji di desa itu tanpa meminta upah dan tidak mau dibayar.
“Dari dulu saya mengajar mengaji tidak terima bayaran dan tidak mau dibayar Pak, itu amal ibadah saya,”kata Sumani saat disambangi awak media ini dan dari pengurus rumah Peduli Kabupaten Labuhanbatu. Selasa (12/01/2021) di kediamannya.
Dalam kesehariannya, Sumami mengaku 1 hari 3 kali mengajar mengaji. Pukul 16.00 WIB – pukul 17.00 WIB ia mengajar mengaji di Mesjid, sedangkan seusai sholat maghrib Sumami mengajar mengaji anak – anak di rumahnya. Seusai sholat Isya Sumami kembali mengajar mengaji untuk kaum ibu – ibu.
“Kalau mengajar mengaji ibu – ibu belum lama Pak, sejak ada mualaf tinggal di belang rumah saya ini, tetapi kalau mengajar mengaji di Mesjid sejak tahun 2012. Karena mengajar di Mesjid saya dapat honor dari ADD, dari situlah untuk memenuhi kebutuhan hidup Pak, ya terkadang dibantu anak,”ujarnya.
Menurut Sumami, rumah yang ia tempati dibangunkan oleh masyarakat desa itu secara gotong royong di masa Rojali sebagai Kepala Desa . “Rumahnya dibangun masyarakat secara gotong royong, kalau tanahnya milik Baitul Mal. Saya sudah 11 tahun menempati rumah ini,”terangnya yang mengaku hidup di rumah itu bersama kedua cucunya.
Ditanya, mengapa ia tidak mau ikut anak – anaknya yang sudah pada menikah, Sumami mengaku tidak berkenan pindah karena kasihan dan sayang pada anak muridnya. Ia ingin mengabdikan dirinya sebagai guru mengaji di desa itu sampai akhir hayatnya.
Pls Sekretaris Desa Sei Tarolat Yudianto SP yang hadir di tempat itu membenarkan Bu Sumami menerima honor mengaji yang bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD). “Ya benar Mas, tapi saat ini honor ibu ini 2 bulan lagi belum terbayar karena biaya operasional dari ADD belum cair,” sebut Yudianto.
Di kesempatan itu, Najib Gunawan selaku dari Rumah Peduli Labuhanbatu dan Edi S Ritonga kepala bidang kemasyarakatan Persatuan Aktivis Wartawan Pantai Timur (PAWAPATI), mengaku simpati melihat kepribadian Bu Sumami namun merasa miris melihat kondisi bangunan rumah tersebut.
“Mengajar mengaji tanpa mau dibayar itu perbuatan yang mulia dan luar biasa, kita akan segera menggalang dana Bang untuk merenovasi rumah ibu ini,”ungkap Najib dan dibenarkan Edi Ritonga. Pengamatan awak media ini di tempat, dinding samping rumah tersebut sudah disokong dengan kayu broti agar tidak tumbang.
Sedangkan dinding – dinding yang sudah bejebolan dilapisi seng agar tidak masuk hewan liar sepeti ular atau lainnya. Terpisah Kepala Desa Sei Tarolat Zul Rahmadi Tanjung ST, kepada awak media ini membenarkan tapak rumah yang ditempati Bu Sumami milik Baitul Mal.
“Ya benar Mas, tapak rumah itu milik Baitul Mal, jika PAWAPATI dan kawan – kawan mau menggalang dana merenovasi rumah tersebut saya siap medukung Mas. Bisa saya koordinasikan dengan para Kepala Desa di Bilah Hilir, saya yakin kalau Mas yang galang mereka akan dukung,”imbuhnya. **(Putri/Fatimah)