Lubuk pakam,12 September 2025 Pindo Merdeka -Kinerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara (BBPJN), kembali menjadi sorotan tajam.
Proyek pemeliharaan jalan Medan–Lubuk Pakam, tepatnya di atas jembatan desa Paluh Kemiri Perbatasan Kecamatan Tanjung Morawa antar kecamatan lubuk Pakam, yang selesai dikerjakan pada 2 September 2025, kini sudah memperlihatkan kerusakan serius.
Fakta di lapangan pada 12 September 2025, hanya dalam hitungan hari setelah pengaspalan, jalan yang baru saja selesai sudah tampak berlubang dan rusak. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang kualitas pekerjaan serta pengawasan yang dilakukan pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara.
Publik menilai, ada dugaan kuat bahwa pihak pelaksana menggunakan bahan material tidak sesuai standar, sementara pengawasan dari BBPJN Sumatera Utara, nyaris tidak berjalan sama sekali. Kondisi ini jelas sangat merugikan negara, mengingat anggaran pemeliharaan jalan bersumber dari uang rakyat.
Lebih parah lagi, selama proses pekerjaan berlangsung, tidak pernah terlihat adanya papan proyek yang mencantumkan nilai anggaran maupun masa pelaksanaan. Transparansi yang seharusnya menjadi kewajiban justru diabaikan, sehingga menimbulkan kecurigaan adanya permainan dalam proyek tersebut.
Masyarakat mendesak agar aparat penegak hukum dan Inspektorat segera turun tangan memeriksa proyek ini. Pejabat berwenang di BBPJN Sumatera Utara, serta kontraktor pelaksana harus dimintai pertanggungjawaban atas indikasi pekerjaan asal-asalan yang merugikan rakyat.
Kasus ini bukan hanya soal jalan yang cepat rusak, tetapi juga cermin dari bobroknya sistem pengawasan dan lemahnya komitmen pejabat publik dalam mengelola anggaran pembangunan. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin proyek sejenis akan terus menjadi ajang korupsi berjamaah.
wakabiro pembuat berita A.Z.H Sipayung