Rupat Bengkalis Pindomerdeka. online
Seorang Guru didik yang mengajar serta Menjabat Kepala Sekolah dalam pengambdian nya Kepada anak Bangsa dan Negara ± 30 tahun ini terus menerus dengan semangat dan kegigihannya tanpa mengalamai keindahan, kenyamanan maupun ketenangan jiwa yang mana hal tersebut tidak lain hanya satu hal adalah yang berkaitan sehari-hari di tempuh melalui sarana jalan ke sekolah sejak dulu hingga kini tidak pernah membaik, bagus dipangkal ditengah hancur lebur, bagus di ujung sedangkan di pangkal rusak lagi, mengapa? Saya walau seorang perpuan, namun punya perhatian pada keadaan lingkungan bukan saat ini saja, dan saya tidak mau menutupi apa-apa yang saya lihat dan saya rasakan justru dilihat dan dirasakan orang lain yang bukan pribadi saya sendiri, “kalau pahit bagi orang berari pahit bagi saya tapi pahit bagi saya belum tentu pahit bagi orang lain.
Seperti yang di alaminya soal pengabdian menjadi Guru didik dan menjadi Kepala Sekolah ±30 tahun mengabdi mengalami pahit hingga kini mencapai puncak yakni menjelang menhadap masa purna bhakti namun hal ini disampaikan harapan nya untuk sarana jalan Alternatif dan jalan lintas poros khusus nya di Lingkungan Sekolah Tanjung Kapal semoga dapat perhatian khusus Pemerintah untuk memperbaikinya secara serius, hal ini disampaikannya kepada pindomerdeka (16/10 /2024) pagi disaat dirinya silaturrahmi ke Kantor majelis Guru SDN 18 dimana sekolah SDN 18 tersebut juga tempat pengabdiannya selaku Kepsek yang sukses beberapa tahun silam.
Saya asli anak Bengkalis, kata Bunda Kasminah S. Pd, SD selaku Kepala UPT SDN 19 masih bertugas bulan Oktober 2024 ini, dan saya hendak menghadap masa pensun pada Desember 2024 ucapnya, seraya dia berpesan kepada Pemerintah maupun Wakil Rakyat yang berkaitan pembangunan sarana jalan masyarakat, baik jalan alternatif maupun poros di lingkungan Tanjung Kapal ini agar dapat segera teratasi perbaikannya sebelum ada kecelakaan lalu lintas yang fatal, terangnya.
Saya berharap katanya, pas terpntau pancaindra media ini, beliau tampak merecit air matanya seraya berucap, dari awal pintu Gerbang umum berbagai kehadiran manusia masuk ke Pulau Rupat dari Roro Tanjung Kapal, sarana jalan mengapa begitu parahnya sudah cukup lama, bahkan ada orang dari luar Daerah berkunjung ke Rupat saat itu sudah sampai ke Tanjung Kapal, tiba -tiba putar haluan dengan berkata ” Wah gawat jalannya, sedangkan di sini saja hancur gini broo, apalagi kalau sampai ke ujung Pulau gimana niii, ” miris panca indra telinga saya terdengar demikian, panca indra mata saya melihat dan mereka putar balik ke belakang, mungkin gagal berkunjung ke tujuan mereka, ungkap Kasminah kepada Media ini di hadapan Guru dan Kepala lainnya.
Beliau seorang Perempuan dan Kepala UPT SDN 19 Rupat terkesan peduli Lingkungan Hidup sehari hari , lalu beliau dengan air mata berkata, “janganlah ketika ada tim pejabat atau pembesar entah darimana itu tapi sebelum mereka turun saya dapat informasi selalu terjadi perbaikan sarana jalan rusak parah itu diperbaiki segera oleh pihak kita di Pulau Rupat ini, sehingga mereka tim pembesar itu tidak tahu jalan itu hancur parah kemarinnya.
Karena mereka saat melewatinya lancar-lancar saja akhirnya tidak ada tanggapan serius sebab SDM kita berpotensi menutupi hal itu secara merugikan hasil pantauan maupun informasi infestigasi kapasitas maupun Kwalitas sesungguhnya.
Tidak sesuai informasi itu sebelumnua dan berlainan saat perjalanan pada kunjungan mereka dan daya tanggap pihak tertentu berbeda tentang keluhan kerusakan sarana jalan dimaksud, jelas Ibu Kasminah serius.
Dari informasi ke ke cerita banyak masyarakat ketika jalan di perbaiki hanya batas kwalitasnya lancar berkendara paling diantara 2 minggu kalau tidak ada turun hujan, oleh sebab itu Saya diakhir purna bhakti ini insya Allah (Desember 2024) yang saya rasa, “saya belum pernah menikmati sarana jalan lingkungan tugas saya sehari-hari secara siknifikan”, bagus dipangkal jalan namun rusak parah di ujung jalan, kadang -kadang bagus merata namun sesaat beberapa waktu setahun atau lebih gitulah kira -kira, katanya, ” Ohhhh hancur tidak lagi sehat, sakit perut saya, sakit badan saya, serba salah, namun saya juga bersyukur hanya kepada Allah, mungkin dialah yang Maha Tahu dan mengetahuinya dimana pembangunan sarana jalan saya maksud.
Pelaku kebijakan dilapangan saya duga tidak terpantau secara baik oleh Dinas terkait, maka sistim pelaksanaannya ridak bijak, tidak terawasi bahkan masyarakat tidak faham bahwa itu hak bersama untuk mengawasi saat pekerjaan pembangunan berlangsung, terkesan bagi pandangan umum adanya isu terendahkan kepentingan masyarakat maupun Generasi yang ada.
Terkait kwalitas pembangunan ruas jalan yang kita lihat logikanya dan kita rasakan diduga sembarang mutu, pada hal Pemerintah Pusat, Daerah telah mendanai segala pembangunan dengan rincian yang Maksimal namun pencapaian kwalitas dan masa kurun waktu fungsinya belum tepat, maka cepat hancur, ini ucap beliau seorang perempuan tangguh itu.
Maka saya berharap, para pengabdi Guru dan Siswa setelah saya alami ini, jangan ada mengalami apa yang saya rasakan dalam pengalaman saya yang mengabdi dan akan berakhir pada purna bhakti sesaat lagi, ucap Kasminah sedih karena saya pernah tersungkur berkendara akibat jalan berlobang dan mengalami penderitaan cukup lama, namun masih dapat tersenyum untuk kita bersama, ucapnya semangat.
Pesannya lagi, berharap pada pemimpin Publik(Eksekutif) siapapun dia kedepan di Kabupaten Bengkalis dan Wakil Rakyat(Legislatif) untuk lebih mengutamakan kepantingan masyarakat(Yudikatif)dan tinjau kegiatan pelaksanaan pembangunan dengan harapan mempersiapkan sistem pengawasan secara terpercaya serta selalulah mendengar dan menanggapi serta melaksanakan secara transfaran sesuai daya kemampuan Daerah agar lebih baik dan mendengar serta aspiratif, juga merasakan keluhan banyak orang soal untuk dapat tercapainya kehidupan masyarakat yang berkemakmuran merata, berkeadilan sosial seperti apa yang diharap masyarakat, baik para Pengabdi seperti saya, para Profesi lainnya, Pedagang, Petani yang ada masih tanda tanya hak pengelolaan lahan nya masih belum Terjawab secara siknifikan,itu yang selalu saya dengar, kapan petani itu bisa leluasa pada propesinya? Tanya Kasminah geleng kepala.
Lanjut Bunda Kasminah, Kalau Nelayan masih minoritas, namun semua itu perlu serta dilaksanakan aspirasi masyarakat sesuai amanat rakyat yang diundang kan itu harapan saya karena saya seorang Pengabdi dan pelaksana (Guru didik) di Sekolah SD namun saya juga masyarakat Indonesia yang punya pemikiran pada pola kehidupan di lingkungan sehari hari, sebagai berbagsa, ber Negara RI tercinta sesuai amanat pendidikan untuk mengajari anak-anak bangsa ,cerdas berani, bijak dan berkwakitas ,terlepas dari kebutaan pengetahuan dan menjadi terang benerang untuk mengenali segala bidang dan bermanfaat bagi kehidupan manusia/ masyarakat, bangsa dan Negara dan sesuai butir-butir yang terkandung dari Pancasila rutup beliau **(Zaini)