Pakar Lingkungan Dr. Elviriadi Disambut Korban Lahan Kelompok Tani Dan Korban Dampak Banjir Karhutla Di Pulau Rupat Bengkalis Riau

  • Bagikan

Rupat Bengkalis, Pindomerdeka.online

DR.Elviriadi pakar Lingkungan Hidup terus eksis memperjuangkan Penderitaan rakyat, sebelumnya  beliau  berkunjung  ke wilayah berkasus di Pulo Padang Rantau Prapat Labuhan Batu Sumut dan beliau disambut emak-emak korban Asap Pabrik, setelah dirinya mengumpul dokumen serta wawancara langsung dengan sejumlah tokoh masyarakat  dan aktivis, selanjutnya pak doktor menyatakan dirinya siap menjadi saksi ahli di pengadilan Rantauprapat, hal yang sama juga terjadi di Pulau Rupat Bengkalis Riau, tgl 9/4-23 beliau disambut masyarakat korban lahan oleh pihak korporasi dan Gambut Rupat hancur hingga berdampak buruk yang merugikan kehidupan masyarakat, dirasakan pedih dan derita oleh banyak kalangan di masyarakat terkesan pada dampak Banjir yang menghambat perekonomian masyarakat sekitarnya ketika musim hujan dikawasan hutan, Hingga dampak kebakaran lahan dikebun milik masayarakat sekitar kawasan hutan saat sinar matahari cerah sesaat dimasa kering di Pulau Rupat khususnya beberapa Desa.

Aktivis dari Mahasiswa, Tokoh pejuang Rupat dan masyarakat Pulau Rupat yang Tergabung dalam Forum Masyarakat Peduli Gambut Pulau Rupat berharap Dr. Elvi untuk terus memberikan bantuan sosialnya terhadap kasus penderitaan yang belasan tahun dialami masyakat Pulau Rupat akibat dampak dari sikap korporasi alih lahan kelompok Tani dijadikan lahan konsesi dan lahan sisa yang ada masyarakat sekitar kesulitan untuk dijadikan objek perkebunan masyarakat akibat ancaman api yang menakutkan bagi masyarakat yang sering terjadi kebakaran di kebun-kebun masyarakat terus menerus selama ber tahun tahun, dialami, sehingga tanaman bermatian.

Salikin Ketua FMPGPR  dan Sejumlah tokoh pejuang Rupat dari aktivis mahasiswa itu bersama-sama tim pejuang penderitaan masyarakat dari korporasi mengakibatkan hutan dan gambut beralih fungsi di Pulau Rupat itu menyebutkan,” kami tidak menginginkan lagi adanya PT. SRL di Pulau Rupat, dan mengharap Presiden Turun Ke lapangan bersama Kemenhut RI untu melihat Pulau Rupat, yang katanya sudah di non aktifkan aktivitas perusahaan di lahan gambut dan membuat Embung air, tapi sebenarnya tidak pernah berhenti, dan seperti apa embung air itu ?,” sebut Mereka.

Lantas diserukan lagi melalui Video, cabut izin PT.Sumatera Riang Lestari (SRL)di Pulau Rupat, Pulau terluar dan Pulau kecil ini karena luas lahan Gambut dikuasai sehingga tidak sesuai di Banding lahan masyarakat ke depan. Mau hidup kemana lagi kami, masa depan Generasi penerus kami, Generasi kami tidak dapat lahan kehidupan masa mendatang,sedangkan masa kami saat ini sudah menderita dari dampak dialami,Ungkap mereka serentak akhir-akhir ini**(Zaini)

  • Bagikan